1.
Hipertiroid
Hipertiroid adalah abnormalitas
kelenjar tiroid, dimana terjadi sekresi yg berlebihan dan tidak dibawah
pengaturan hipothalamus-hipofise. Tirotoksikosis adalah kelainan yg diakibatkan
hormon tiroid berlebih.
Etiologi :
Kelainan yang tidak disertai
hiperfungsi tiroid (RAIU rendah)
1.
Kelainan
penyimpanan hormon
·
Tiroiditis
subakut
·
Tiroiditis
kronis dengan tirotoksikosis transien
2.
Sumber
hormon ekstra-tiroid
Kelainan yang disertai hiperfungsi
tiroid (RAIU menigkat)
1.
Produksi
TSH berlebih (jarang)
2.
Stimulator
tiroid yang abnormal, cth :
·
Grave’s
disease
·
Tumor
trofoblastik
3.
Otonomi
tiroid yang intrinsik
·
Adenoma
dengan hiperfungsi
·
Toxic
multinodular goiter
PENYAKIT GRAVES
Penyakit graves juga dikenal dengan
penyakit Parry atau Basedow, dengan etiologi yang
idiopatik, dan disertai Trias
Hipertiroidisme: goitter difuse, oftalmopati, dan dermopati. Prevalensi :
sering pada dekade 3 dn 4. Lebih sering terjadi pada wanita, dan faktor
genetik.
Etiologi dan patogenesis :
Etiologi yang sering terjadi adalah
kelainan regulasi umum. Defek genetik yang mendasari predisposisi penderita
untuk penyakit grave adalah defisiensi limfosit T “supressor” yang
antigen-spesifik. Selanjutnya memudahkan limfosit T helper untuk merangsang sel
plasma untuk membentuk antibodi (atau imunoglobulin) terhadap reseptor TSH
dijaringan Tiroid. Antibodi ini bekerja seperti TSH. Stimulator abnormal yang sering ditemukan :
LATS, LATS-p, TBI, TBII.
Patogenesis terhadap oftalmopati :
Terbentuk antibodi terhadap otot- otot
ekstra okuler, dan terjadi transpor limfatik tiroglobulin , dan terjadi respon
imun.
Manifestasi klinis dibagi 2, manifestasi klinis tirotoksikosis, manifestasi penyakit grave.
Manifestasi
Tirotoksikosis
Keluhan :
·
Karena
aktivitas simpatis yang tinggi : gelisah, labilitas emosional, insomnia,
tremor, tidak tahan panas, palpitasi, dipsnoe.
·
Katabolisme
protein meningkat : penurunan BB, lemah otot, perubahan- perubahan kulit.
Gejala :
·
Gelisah,
kulit hangat, lembab.
·
Rambut
halus, tremor halus.
·
Mata
: pelebaran fisura pelpebris, jarang berkedip ( stellwag’s sign ), tremor
palpebra jika mata tertutup.
·
Gejala
kardiovaskuler : tekanan nadi membesar, aritmia atrial, pembesaran jantung,
bising sistolik.
Maifestasi
penyakit Graves
Trias penyakit grave.
Pemeriksaan Laboratorium
Terdapat 5 golongan tes :
1.
Tes
untuk menentukan konsentrasi sekresi tiroid
·
T4
dan FT4
·
T3
dan FT3
·
RT3u
(resin uptake T3)
2.
Tes
untuk menilai fungsi tiroid
·
Radioactive
Iodine Uptake (RAIU)
·
Ultrasonografi
·
Sidik
tiroid (Radionuclaire scan)
3.
Tes
untuk menentukan efek tiroid pada jaringan perifer
·
BMR
·
Photomotogram
·
Perubahan
kimiawi
4.
Tes
untuk menilai aksis hipotalamik-hipofise-tiroid
TSH,
TRH
5.
Tes
untuk mengidentifikasi dan mengukur substansi patologi dalam darah
·
Antibodi
antitiroglobulin dan antimikrosomal
·
TSI
:
LATS,
LATSp, TBII
Pengelolaan :
Pengelolaan terdiri dari pengelolaan simptomatis dan pengelolaan definitif. Pengelolaan
simptomatis diberikan Propranolol
dengan dosis 40 – 120 mg/hari, dengan tujuan mengurangi aktivitas simpatis yang
meninggi. Pengelolaan definitif memiliki tujuan mengurangi kuantitas hormon
tiroid. Ada 2 cara, pemberian obat
dan ablasi jaringan tiroid.
Pemberian
obat,
Obat
Anti-tiroid : menyebabkan blokade kimiawi sintesis hormon.
1.
Propiltiourasil
(PTU): tablet 100mg.
Dosis
permulaan 600 mg/hari, diberi 3x200 mg/hari. Biasanya euthyroid pada minggu ke
6 dan 8. Diberi dosis pemeliharaan minimal 6 bulan, bisa seumur hidup.
2.
Metimazol
Yang diberikan :
·
Carbimazol
tablet 5 mg
Dosis permulaan 15 – 60 mg/hari, dalam
3 dosis terbagi. Dosis pemeliharaan 5 – 15 mg/hari.
·
Thiamazol
tablet 5 dan 10 mg.
Dosis permulaan 25 – 40 mg, sekali
sehari, dosis pemeliharaan 5 – 20 mg.
3.
Iodida
4.
Glukokortikoid
dosis besar : 2 mg deksametason
Ablasi jaringan Tiroid
Indikasi : goiter yang besar. Ablasi
dilakukan dengan 2 cara, yaitu Tiroidektomi
subtotalis dan radioaktif iodine
(RAI).
Tiroiditis Kronis
(Hashimoto’s Tiroiditis, lymphocyttic thyroiditis)
Merupakan penyakit autoimun. Terdapat
defek pada sel T supressor, dan sel T helper merangsang antibodi anti-tiroid,
termasuk antibodi anti-mikrosomal, dan anti-tiroglobulin. Destruksi tiroid
menyebabkan T3 dan T4 yang rendah dan peninggian TSH: mula- mula TSH dapat
mempertahankan sintesis H yang adekuat denan pembesaran tiroid / goiter, tetapi
kelenjar gagal dan terjadi hipotiroidisme.
Gambaran klinis : terdapat goiter
diffuse, konsistensi padat sampai keras, tidak ada nyeri dan hipotiroidisme
ringan. Wanita terkena 4x lebih banyak drpd laki-laki. Tes Laboratorium pada
FNAB tampak infiltrasi sel limfosit yang hebat dan hurthle cell pada sediaan
apus.
Penatalaksanaan dengan pemberian
Livotiroksin 0,2 – 0,3 mg/hari dengan tujuan agar TSH disupresi sehingga
terjadi regresi dari goiter, dan dilakukan pembedahan.
Hipertiroid pada
kehamilan
Fisiologi:
·
Plasenta
mensekresi human chorionic gonadotropin
(HCGG) yang struktur kimianya sama dengan TSH sehingga dpt merangsang
pelepasan tiroid
·
Pada
kehamilan normal, sekresi estrogen bertambah mengakibatkan sintesis TGB dihati
meninggi, sehingga konsentrasi T3 dan T4 dalam serum meninggi. (T4 bebas
normal).
·
Eksresi
iodium : pada kehamilan laju infiltrasi glomerular meningkat, ekresi iodium
meningkat, iodium dalam darah berkurang, sehingga TSH merangsang kelenjar
tiroid agar dapat mempertahankan keadaan euthyroid, sehingga mengalami
pembesaran kelenjar tiroid.
Kejadian hipertiroid
pada wanita hamil lebih tinggi daripada wanita yang tidak hamil. Wanita yang
hamil dan euthyroid dapat menunjukan gejala – gejala hiperthyroid yaitu palpitasi,
takikardi, tidak tahan panas, serta tidak ada penambahan berat badan seperti
wanita hamil yang normal.
Penatalaksanaan
Pengelolaan yang baik yaitu dengan
menggunakan obat anti-tiroid, yaitu dengan PTU dan Metimazol. Propanolol sebaiknya tidak digunakan
karena dapat menghambat pertumbuhan fetus dan depresi respirasi neonatal. Iodida sebaiknya dihindari karena melintas
plasenta dan menyebabkan hipotiroidisme pada fetus. Yodium radioaktif tidak boleh diberikan karena dapat menghancurkan
kelenjar tiroid pada fetus.
Struma
Nontoksik ( simple (nontoksik) goiter )
Struma nontoksik merupakan pembesaran
kelenjar tiroid yang tidak disertai
dengan tanda-tanda hipertiroid. Dikenal goiter endemik dan goiter sporadik.
Goiter endemik
Nodule :
1.
Cold
nodule : pengambilan yodium lebig sedikit atau tidak ada daripada jaringan
sekitar
2.
Warm
nodule : penangkapan yodium yang sama dengan jaringan sekitar
3.
Hot
nodule : penangkapan yodium yang lebih daripada jaringan sekitarnya.
HIPOTIROIDSM
Hipotiroidsm adalah suatu sindroma
klinis diakibatkan defisiensi hormon tiroid, sehingga menyebabkan perlambatan
metabolisme secara umum. Klasifikasi hipotiroid
1.
Primer
(kegagalan tiroid)
·
Tiroiditis
Hashimoto
·
Terapi
RAI untuk penyakit Grave’s
2.
Sekunder
(karena defisit TSH hipofise)
3.
Tersier
(karena defisit TRH hipothalamus)
4.
Resistensi
perifer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar