Senin, 29 Februari 2016

KELAINAN KELENJAR TIROID



1.    Hipertiroid
Hipertiroid adalah abnormalitas kelenjar tiroid, dimana terjadi sekresi yg berlebihan dan tidak dibawah pengaturan hipothalamus-hipofise. Tirotoksikosis adalah kelainan yg diakibatkan hormon tiroid berlebih.
Etiologi :
Kelainan yang tidak disertai hiperfungsi tiroid (RAIU rendah)
1.    Kelainan penyimpanan hormon
·         Tiroiditis subakut
·         Tiroiditis kronis dengan tirotoksikosis transien
2.    Sumber hormon ekstra-tiroid
Kelainan yang disertai hiperfungsi tiroid (RAIU menigkat)
1.    Produksi TSH berlebih (jarang)
2.    Stimulator tiroid yang abnormal, cth :
·         Grave’s disease
·         Tumor trofoblastik
3.    Otonomi tiroid yang intrinsik
·         Adenoma dengan hiperfungsi
·         Toxic multinodular goiter

PENYAKIT GRAVES
Penyakit graves juga dikenal dengan penyakit Parry atau Basedow, dengan etiologi yang idiopatik, dan disertai Trias Hipertiroidisme: goitter difuse, oftalmopati, dan dermopati. Prevalensi : sering pada dekade 3 dn 4. Lebih sering terjadi pada wanita, dan faktor genetik.
Etiologi dan patogenesis :
Etiologi yang sering terjadi adalah kelainan regulasi umum. Defek genetik yang mendasari predisposisi penderita untuk penyakit grave adalah defisiensi limfosit T “supressor” yang antigen-spesifik. Selanjutnya memudahkan limfosit T helper untuk merangsang sel plasma untuk membentuk antibodi (atau imunoglobulin) terhadap reseptor TSH dijaringan Tiroid. Antibodi ini bekerja seperti TSH.  Stimulator abnormal yang sering ditemukan : LATS, LATS-p, TBI, TBII.


Patogenesis terhadap oftalmopati :
Terbentuk antibodi terhadap otot- otot ekstra okuler, dan terjadi transpor limfatik tiroglobulin , dan terjadi respon imun.
Manifestasi klinis dibagi 2, manifestasi klinis tirotoksikosis, manifestasi penyakit grave.
Manifestasi Tirotoksikosis
Keluhan :
·         Karena aktivitas simpatis yang tinggi : gelisah, labilitas emosional, insomnia, tremor, tidak tahan panas, palpitasi, dipsnoe.
·         Katabolisme protein meningkat : penurunan BB, lemah otot, perubahan- perubahan kulit.
Gejala :
·         Gelisah, kulit hangat, lembab.
·         Rambut halus, tremor halus.
·         Mata : pelebaran fisura pelpebris, jarang berkedip ( stellwag’s sign ), tremor palpebra jika mata tertutup.
·         Gejala kardiovaskuler : tekanan nadi membesar, aritmia atrial, pembesaran jantung, bising sistolik.
Maifestasi penyakit Graves
Trias penyakit grave.

Pemeriksaan Laboratorium
Terdapat 5 golongan tes :
1.    Tes untuk menentukan konsentrasi sekresi tiroid
·         T4 dan FT4
·         T3 dan FT3
·         RT3u (resin uptake T3)
2.    Tes untuk menilai fungsi tiroid
·         Radioactive Iodine Uptake (RAIU)
·         Ultrasonografi
·         Sidik tiroid (Radionuclaire scan)
3.    Tes untuk menentukan efek tiroid pada jaringan perifer
·         BMR
·         Photomotogram
·         Perubahan kimiawi
4.    Tes untuk menilai aksis hipotalamik-hipofise-tiroid
TSH, TRH

5.    Tes untuk mengidentifikasi dan mengukur substansi patologi dalam darah
·         Antibodi antitiroglobulin dan antimikrosomal
·         TSI :
LATS, LATSp, TBII

            Pengelolaan :
            Pengelolaan terdiri dari pengelolaan simptomatis dan pengelolaan definitif. Pengelolaan simptomatis diberikan Propranolol dengan dosis 40 – 120 mg/hari, dengan tujuan mengurangi aktivitas simpatis yang meninggi. Pengelolaan definitif memiliki tujuan mengurangi kuantitas hormon tiroid. Ada 2 cara, pemberian obat dan ablasi jaringan tiroid.
            Pemberian obat,
Obat Anti-tiroid : menyebabkan blokade kimiawi sintesis hormon.
1.    Propiltiourasil (PTU): tablet 100mg.
Dosis permulaan 600 mg/hari, diberi 3x200 mg/hari. Biasanya euthyroid pada minggu ke 6 dan 8. Diberi dosis pemeliharaan minimal 6 bulan, bisa seumur hidup.
2.    Metimazol
Yang diberikan :
·         Carbimazol tablet 5 mg
Dosis permulaan 15 – 60 mg/hari, dalam 3 dosis terbagi. Dosis pemeliharaan 5 – 15 mg/hari.
·         Thiamazol tablet 5 dan 10 mg.
Dosis permulaan 25 – 40 mg, sekali sehari, dosis pemeliharaan 5 – 20 mg.
3.    Iodida
4.    Glukokortikoid dosis besar : 2 mg deksametason

Ablasi jaringan Tiroid
Indikasi : goiter yang besar. Ablasi dilakukan dengan 2 cara, yaitu Tiroidektomi subtotalis dan radioaktif iodine (RAI).





Tiroiditis Kronis (Hashimoto’s Tiroiditis, lymphocyttic thyroiditis)
Merupakan penyakit autoimun. Terdapat defek pada sel T supressor, dan sel T helper merangsang antibodi anti-tiroid, termasuk antibodi anti-mikrosomal, dan anti-tiroglobulin. Destruksi tiroid menyebabkan T3 dan T4 yang rendah dan peninggian TSH: mula- mula TSH dapat mempertahankan sintesis H yang adekuat denan pembesaran tiroid / goiter, tetapi kelenjar gagal dan terjadi hipotiroidisme.
Gambaran klinis : terdapat goiter diffuse, konsistensi padat sampai keras, tidak ada nyeri dan hipotiroidisme ringan. Wanita terkena 4x lebih banyak drpd laki-laki. Tes Laboratorium pada FNAB tampak infiltrasi sel limfosit yang hebat dan hurthle cell pada sediaan apus.
Penatalaksanaan dengan pemberian Livotiroksin 0,2 – 0,3 mg/hari dengan tujuan agar TSH disupresi sehingga terjadi regresi dari goiter, dan dilakukan pembedahan.

Hipertiroid pada kehamilan
            Fisiologi:
·         Plasenta mensekresi human chorionic gonadotropin (HCGG) yang struktur kimianya sama dengan TSH sehingga dpt merangsang pelepasan tiroid
·         Pada kehamilan normal, sekresi estrogen bertambah mengakibatkan sintesis TGB dihati meninggi, sehingga konsentrasi T3 dan T4 dalam serum meninggi. (T4 bebas normal).
·         Eksresi iodium : pada kehamilan laju infiltrasi glomerular meningkat, ekresi iodium meningkat, iodium dalam darah berkurang, sehingga TSH merangsang kelenjar tiroid agar dapat mempertahankan keadaan euthyroid, sehingga mengalami pembesaran kelenjar tiroid.

Kejadian hipertiroid pada wanita hamil lebih tinggi daripada wanita yang tidak hamil. Wanita yang hamil dan euthyroid dapat menunjukan gejala – gejala hiperthyroid yaitu palpitasi, takikardi, tidak tahan panas, serta tidak ada penambahan berat badan seperti wanita hamil yang normal.
            Penatalaksanaan
Pengelolaan yang baik yaitu dengan menggunakan obat anti-tiroid, yaitu dengan PTU dan Metimazol. Propanolol sebaiknya tidak digunakan karena dapat menghambat pertumbuhan fetus dan depresi respirasi neonatal. Iodida sebaiknya dihindari karena melintas plasenta dan menyebabkan hipotiroidisme pada fetus. Yodium radioaktif tidak boleh diberikan karena dapat menghancurkan kelenjar tiroid pada fetus.


Struma Nontoksik ( simple (nontoksik) goiter )
Struma nontoksik merupakan pembesaran kelenjar tiroid yang tidak disertai dengan tanda-tanda hipertiroid. Dikenal goiter endemik dan goiter sporadik. Goiter endemik
Nodule :
1.    Cold nodule : pengambilan yodium lebig sedikit atau tidak ada daripada jaringan sekitar
2.    Warm nodule : penangkapan yodium yang sama dengan jaringan sekitar
3.    Hot nodule : penangkapan yodium yang lebih daripada jaringan sekitarnya.


HIPOTIROIDSM
Hipotiroidsm adalah suatu sindroma klinis diakibatkan defisiensi hormon tiroid, sehingga menyebabkan perlambatan metabolisme secara umum. Klasifikasi hipotiroid
1.    Primer (kegagalan tiroid)
·         Tiroiditis Hashimoto
·         Terapi RAI untuk penyakit Grave’s
2.    Sekunder (karena defisit TSH hipofise)
3.    Tersier (karena defisit TRH hipothalamus)
4.    Resistensi perifer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEKS DALAM KEHAMILAN..?? AMANKAH...????

     Kehamilan merupakan satu langkah dari perkembangan hubungan seksual antara dua individu. Semua kehamilan tentunya diawali oleh ...