Obat
Antimikroba
Antibiotik
adalah zat kimia yang dihasilkan oleh berbagai mikroorganisme untuk menekan
pertumbuhan mikroorganisme bahkan menghancurkan mikroorganisme lain. Contoh
antibiotik sintetik adalah kuinolon dan sulfonamid.
Klasifikasi
(berdasarkan struktur kimia dan mekanisme kerja)
1.
Menghambat sintesis dinding sel atau
mengaktifkan enzim yang menghancurkan dinding sel, sehingga menyebabkan lisis.
Contoh:
·
Penisilin
·
Sefalosporin
·
Antijamur : mikonazol, ketonazol,
klorinazol
2.
Meningkatkan permeabilitas membran sel,
sehingga menyebabkan kebocoran bahan intrasel
Contoh:
·
Polomiksin
·
Kolistimetat
3.
Mempengaruhi fungsi ribosom 30 atau 50
subunit
Contoh
·
Kloramfenikol
4.
Berikatan dengan ribosom 30, sehingga
merubah sintesis protein dan menyebabkan kematian sel.
Contoh:
·
Aminoglikosid
5.
Mempengaruhi metabolisme asam nukleat
Contoh:
·
Quinolon, mempengaruhi topoisomerase
·
Rafampisisn, mempengaruhi RNA-polimerase
6.
Antimetabolit
Contoh:
·
Sulfonamid, mempengaruhi metabolisme
asam folat
7.
Obat antivirus
Kelas:
·
Analog asam nukleat
·
Inhibitor reverse trasnkrip
nonnukleosida
·
Inhibitor enzim esensial virus lainnya
Faktor
yang mempengaruhi kepekaan dan resistensi
Hasil
pengobatan antibiotik tergantung pada berbagai faktor, yaitu:
·
Kadar antubiotik ditempat infeksi,
apakah sudah cukup menekan pertumbuhan mikroba
·
Daya tahan hospes (klo daya tahan tubuh
tinggi berikan antibiotik yang bersifat bakteristatik)\
·
Dosis yang diberikan cukup berefek
tetapi tidak memberikan efek toksik
Penyebab
resisten bakteri terhadap antibiotik:
·
Pembentukan membran baklteri sehingga
merusak antibiiotik
·
Membran sel yang impermeabel
·
Sistem transpor antibiotik yang tidak
ada
·
Perubahan osmolaritas dan pH,(kebanyakan
antibiotik – asam organik)
·
Pada antibiotik tertentu terjadi keadaan
anaerob
Resistensi Acquired
(yang didapat) terjadi akibat mutasi dan seleksi atau transfer genetik antar
kuman.
Pemilihan obat antibiotik
Pemilihan obat antibiotik terdapat 2 cara, yaitu sebagai
terapi empiris (sebagai langkah awal) dan terapi definitif atau profillaksis.
Terapi empiris digunakan bila patogen penyebab tidak diketahu. Pada keadaan ini
digunakan terapi kombinasi. Bila bakteri penyebab telah diketahui digunakan
terapi definitif. Sehingga obat yang dipakai harus selektif dan toksisitas
serta resiko alregi yang rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar