Kamis, 06 Oktober 2016

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

HIPEREMESIS GRAVIDARUM




     Hiperemesis merupakan bentuk berat dari “morning sickness” yang ditandai dengan mual dan muntah yang berlebih dan menyebabkan penurunan konsumsi cairan dan makanan. Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Lebih lanjut, kondisi ini tidak berhubungan dengan kondisi medis lain, seperti cholestasis, hepatitis, dan sebagainya. 
     Etiologi mual dan muntah belum diketahui secara pasti, tapi diduga karena kombinasi dari 
  • Peningkatan hormon estrogen dan progesterone
  • peningkatan hormone HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
  • Gastroesophageal refluks (pada ± 80% kasus)
  • Menurunnya tekanan sfingter esophageal bagian bawah
  • Meningkatnya tekanan intragastrik
  • Menurunnya kompetensi sfingter pilori
  • Kegagalan mengeluarkan asam lambung
     Penyebab pasti dari hiperemesis ini belum diketahui secara pasti, namun diduga karena tingginya atau peninggian yang cepat dari kadar serum hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin) atau hormon estrogen. Faktor psikis juga berpengaruh terhadap berat ringannya gejala yang timbul. Gejala mual dan muntah juga dapat disebabkan oleh gangguan traktus digestivus, akibat berkurangnya pengosongan lambung dan gangguan motilitas usus. Selain itu mual dan muntah juga dapat disebabkan karena gangguan yang bersifat sentral pada pusat muntah (Chemoreceptor trigger zone).

     Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan. Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping faktor hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang berat.
     Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan chlorida darah turun, demikian pula chlorida urin. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati.

     Perbedaan morning sickness dan hiperemesis gravidarum 
Morning sickness
Hyperemesis gravidarum
Penurunan berat badan hanya sedikit
Penurunan 5% atau lebih berat badan sebelum kehamilan
Mual dan muntah tidak mengganggu asupan makanan dan minuman yang masuk
Mual dan muntah menyebabkan makanan dan minuman yang masuk sangat sedikit, dapat menyebabkan dehidrasi bila tidak diatasi
Muntah jarang, mual berulang namun tidak berat,dapat menimbulkan ketidak nyamanan
Muntah sering, dapat berupa darah atau cairan empedu bila tidak diatasi. Mual biasanya berat dan terus menerus.
Kebanyakan gejala hilang dengan modifikasi diet atau gaya hidup
Membutuhkan medikasi untuk menghentikan gejala dan hidrasi intra vena. Pada kasus berat, dibutuhkan suplemen tambahan
Mual biasanya akan berkurang setelah trimester pertama
Mual dapat berkurang pada saat trimester kedua atau saat melahirkan
Stress psikologik ringan
Stress psikologik sedang sampai, resiko kecemasan antenatal, depresi, dan Post Traumatic Stress Disorder
Pemulihan postnatal hanya beberapa bulan
Pemulihan postnatal lama, dapat mencapai 6 bulan – 2 tahun



     Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu :
  • Tingkat 1
Muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan, lendir, dan sedikit cairan empedu, dan terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100 kali per menit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang, dan urin sedikit tetapi masih normal.

  • Tingkat II
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat, sub-febril, nadi cepat dan lebih dari 100-140 kali per menit, tekanan darah sistolik kurang dari 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat menurun.

  • Tingkat III
Walaupun kondisi tingkat III sangat jarang, yang mulai terjadi adalah gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, tetapi daat terjadi ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin dalam urin, dan proteinuria.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi mual selama kehamilan :
  • Hindari makanan atau hal lain yang mempunyai bau yang dapat menstimulasi mual
  • Makan dalam porsi kecil namun sering
  • Jangan menunggu terlalu lapar untuk makan atau makan terlalu kenyang

Kesimpulan

     Mual dan muntah merupakan gangguan yang sering dijumpai pada kehamilan muda, terutama sampai umur 16 minggu. Keluhan mual muntah sering terjadi pada waktu pagi hari sehingga dikenal juga dengan “morning sickness”.
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Sukar untuk menentukan etiologi hiperemesis gravidarum dan seringkali tidak hanya disebabkan oleh satu faktor. Namun hiperemesis gravidarum dapat disebabkan oleh faktor genetik, perubahan hormonal dalam tubuh, faktor organik, faktor psikologik, dan kesehatan ibu secara umum. Keadaan lain yang dapat menyebabkan hiperemesis yaitu Mola Hidatidosa, Peptic Ulcer, gastroenteritis, cholecystitis, pancreatitis, Hipertiroidisme, pyelonephritis, fatty liver pada kehamilan,  psikologik.
     Terapi yang dapat diberikan untuk ibu yang mengalami hiperemesis gravidarum adalah atasi dehidrasi dan gangguan keseimbangan cairannya terlebih dahulu. Obat yang aman diberikan adalah vitamin B1, B2, B6, B12, dan C , antiemesis, dapat pula dengan pengobatan herbal (jahe, peppermint), dan acupressure, serta pertimbangkan untuk terminasi kehamilan jika ada indikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEKS DALAM KEHAMILAN..?? AMANKAH...????

     Kehamilan merupakan satu langkah dari perkembangan hubungan seksual antara dua individu. Semua kehamilan tentunya diawali oleh ...