Jumat, 03 April 2015

PENJELASAN TENTANG PLASMODIUM..!!!

Ricky Bonatio Hutagalung
Fakultas Kedokteran Maranatha
April 2, 2015


Ringkasan Parasit-Plasmodium
Blok 22

Plasmodium menyebabkan penyakit malaria. Ada 5 spesies plasmodium yang penting bagi manusia : Plasmodium vivax, Plasmodium malariae, Plasmodium ovale, Plasmodium falciparum, dan Plasmodium knowlesi. Plasmodium knowlesi memiliki tuan rumah perantara, yaitu kera. Pada 4 spesies plasmodium lainnya, manusia merupakan tuan rumah perantara Plasmodium, dimana merupakan tempat perkembangbiakan aseksual parasit ini,  sedangkan nyamuk Anopheles betina merupakan vektor dan tuan rumah definitif., dimana menjadi tempat perkembangbiakan secara seksual dari Plasmodium. Perkembangbiakan aseksual berupa skizogoni dan perkembangbiakan secara seksual berupa sporogoni. 
Penularan Plasmodium pada manusia dapat melalui cucukan nyamuk dan direk inokulasi (congenital malaria, transfusion malaria, jarum terkontaminasi). Faktor - faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi plasmodium adalah: Jenis eritrosit (HbS dan HbF pada sickle cell anemia, defisiensi G6PD, golongan darah Duffy),  Faktor nutrisi, faktor lingkungan. 
Siklus hidup plasmodium dalam tubuh manusia (hospes perantara) terdiri dari stadium eksoeritrositer dan stadium eritrositer. Manusia dicucuk nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi yang didalam air liurnya terdapat sporozoit plasmodium. Sporozoit masuk dalam sel hepar dan stadium eksoeritrositer dimulai. P. malariae dan P. falciparum terdapat 1 stadium eksoeritrositer, sedangkan P. vivax dan P. ovale memiliki 2 stadium eksoeritrositer, yaitu eksoeritrositer primer = stadium praeritrositik dini, dan eksoeritrositer sekunder = stadium praeritrositik lambat. Dalam sel hati sporozoit berkembang menjadi skizon tua yang banyak mengandung merozoit. Sel hati pecah, merozot keluar. Merozoit menginvasi eritrosit. Dalam eritrosit, merozoit  menjadi stadium cincin, kemudian tumbuh menjadi trofozoit, kemudian berkembang menjadi skizon muda dan berkembang menjadi skizon tua yang banyak mengandung merozoit. Eritrosit pecah merozoit keluar menginvasi eritrosit lainnya. Beberapa merozoit berkembang menjadi gametosit yang terdiri dari makrogametosit dan mikrogametosit. Mikrogamet penetrasi ke makrogamet menjadi zigot. Nyamuk Anopheles menggigit manusia dan gamet masuk ke dalam nyamuk. Zigot berkembang menjadi ookinet, berkembang menjadi ookista. Ookista berkembang menjadi sporozoit dan masuk ke dalam air liur nyamuk. 
Faktor - faktor yang menyebabkan invasi P. falciparum lebih berat yaitu : durasi infeksi yang singkat, jumlah merozoit yang banyak, menyerang semua stadium eritrosit, circulating antibody yang bereaksi dengan eritrosit normal, serta terjadi sekuestrasi eritrosit yang terjadi pada stadium lanjut. Destruksi sel darah merah pada malaria akibat rupture eritrosit yang terinfeksi dan fagositosis eritrosit yang terinfeksi dan tidak terinfeksi. Sitokin pada malaria yang aktif adalah TNF ∝. Stadium lanjut pada P. falciparum menimbukan adanya knob pada eritosit akibat PfHRP2 (Plasmodium falciparum histidine rich protein 2) yang akan menampilkan PfEMP1 (Plasmodium falciparum eritrosit membrane protein 1), yang merupakan ligan yang akan berikatan dengan reseptor pada endotel kapiler. Sehingga menyebabkan penyumbatan dan iskemik jaringan. Protein band 3 pada eritrosit yang terparasitasi juga berperan dalam sitoadherens. Pada P. vivax dapat juga terjadi sekuestrasi dan sitoadherens pRBC, melalui interaksi VIR dengan ICAM1 dan CSA sehingga menyebabkan rosette
Manifestasi klinik malaria didahului oleh gejala prodomal selama 2-3 hari yang ditandai dengan malaise, mialgia, sakit kepala, anoreksia, panas sedikit meningkat. Diikuti dengan periodisitas, yaitu panas ireguler, intermitten (5-7hari), berlanjut dengan febrile peroxysm (pada falciparum jarang), yaitu P. vivax, P. ovale setiap 48 jam disebut tertian periodicity, P. malariae setiap 72 jam disebut Quartan periodicity. Keadaan ini disertai dengan cephalgia, nausea, vomitus, diare, flushing, kulit kering, konvulsi, batuk kering. Ada keadaan yang disebut dengan  premunition / semi-immune, yaitu terdapat infeksi Plasmodium pada keadaan seperti parasitemia yang rendah, biasanya asimptomatis, terjadi pada daerah endemis. Golongan yang termasuk high risk group pada malaria adalah ibu hamil anak kecil, imigran non imun yang datang ke area malarious.
Komplikasi malaria adalah sebagai berikut:
  1. Rupture Lienalis
  2. Malaria serebral
  3. Anemia hemolitik
  4. Black water fever
  5. Kegagalan paru
  6. Algid malaria, yang dapat menyebabkan kematian. Tekanan darah dampai 80-90 (sistole), dan 40-50 (diastole)
Diagonis malaria dapat dilakukan dengan cara 
  • Apus darah tepi, terdiri dari apus tebal untuk melihat adanya parasit dalam darah dan apus darah tipis untuk melihat jenis Plasmodium yang menginveksi. Apus darah menggunakan pewarnaan giemsa. Bila pemeriksaan sudah berulang kali dan parasit tetap saja tidak ditemukan, maka dapat dilihat dengan adanya pigmen cokelat yang granular pada monosit dan leukosit. Kadang- kadang dilakukan apus sumsum tulang
  • QBC (Semi-Quantitative Blood Clot), yaitu dengan cara tes floresensi (protein pada Plasmodium dapat mengikat acridine orange, sehingga eritrosit yang terinfeksi dapat diidentifikasi). 
  • Dipstick test
  • Serologi
Prognosis P. vivax, P. ovale, P. malariae dapat menghasilkan penyembuhan sempurna kecuali P. falciparum. Prognosa falciparum yang jelek sejalan dengan tingginya parasitemia (>100.000/mm3 ), rendahnya HT (hematokrit, bila <30%, prognosa memburuk)

Kemoprofilaksis dilakukan dimulai 1 minggu sebelum, dan 4 minggu sesudah. Obat yang digunakan : Primetamin (25mg/minggu), Proguanil (100mg/minggu), Klorokuin basa (100mg/minggu). Bila terdapat resistensi dapat digunakan Primetamin 25mg + Sulfadoksin 500 mg/minggu, bisa juga digunakan Primetamin 25mg + Sulfon 100mg/2minggu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEKS DALAM KEHAMILAN..?? AMANKAH...????

     Kehamilan merupakan satu langkah dari perkembangan hubungan seksual antara dua individu. Semua kehamilan tentunya diawali oleh ...